Senin, 12 November 2012

manfaat sawo bludru


SAWO BLUDRU

Sawo Bludru merupakan kelompok tanaman yang tergolong dalam suku Sapotaceae (sawo-sawoan). Merupakan tanaman buah-buahan tahunan. Semua jenis Sawo buahnya enak dimakan, sehingga jenis buah Sawo ini banyak dibudidayakan sebagai tanaman buah dan buah sawo ini mempunyai beberapa jenis yaitu: Sawo Bludru, Sawo Manila dan Sawo Kecik. Dari ketiganya yang terkenal hanyalah Sawo Manila dan dua diantaranya mungkin sudah langka.

Nama daerah untuk sawo ini bermacam-macam khususnya di Pulau Jawa antara lain Sawo Bludru (Yk), sawo apel, sawo ijo (Jateng), sawo hejo(Snd), sawo kadu (Btn), kenitu/manecu (Jatim), sawo duren (Btw)

Sawo Bludru selain pohonnya langka buahnya pun jarang dijual di pasar. Buahnya sebesar buah apel, berbentuk bulat hingga bulat telur sungsang, berdiameter 5-10 cm, dengan kulit buah licin mengkilap, coklat keunguan atau hijau kekuningan sampai keputihan. Kulit agak tebal, liat, banyak mengandung lateks dan tak dapat dimakan. Daging buah putih atau keunguan, lembut dan banyak mengandung sari buah, manis, membungkus endokarp berwarna putih yang terdiri dari 4-11 ruang yang bentuknya mirip bintang jika
dipotong melintang bulat, warna hijau keputih-putihan bila masak di pohon rasanya manis.

Biji 3-10 butir, pipih agak bulat telur, panjang sekitar 1 cm , coklat muda sampai hitam keunguan, keras berkilap.

Pohon Sawo Bludru ini selalu hijau dan tumbuh cepat, dapat mencapai tinggi 30 m, berumur menahun (perenial). Termasuk tumbuhan hermaphroditic (self-fertile) dengan akar tunggang yang kuat mencekeram tanah. Batang berkayu, silindris, tegak, permukaan bergaris kasar, Kulit batang abu-abu gelap sampai keputihan, dengan banyak bagian pohon yang mengeluarkan lateks, getah putih yang pekat, apabila dilukai.

Daunnya berbulu halus berwarna cokelat kemerahan, sedangkan bagian atasnya berwarna hijau mengkilat. Daun tunggal, warna permukaan atas hijau - bawah cokelat, panjang 9 - 14 cm, lebar 3 - 5 cm, helaian daun agak tebal, kaku, bentuk lonjong (elliptica), ujung runcing (acutus), pangkal meruncing (acuminatus), tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), tidak pernah meluruh. Daun tunggal berwarna coklat-keemasan (chrysophyllum berarti daun yang berwarna keemasan), karena bulu-bulu halus yang tumbuh terutama di sisi bawah daun dan di rerantingan; permukaan atasnya lekas gundul dan berwarna hijau cerah. Duduk daun berseling, memencar, bentuk lonjong sampai bundar telur terbalik, 3-6 x 5-16 cm, seperti kulit, bertangkai 0,6-1,7 cm panjangnya.

Perbungaan terletak di ketiak daun, berupa kelompok 5-35 kuntum bunga kecil-kecil bertangkai panjang, kekuningan sampai putih lembayung, harum manis. Kelopak 5 helai, bundar sampai bundar telur; mahkota bentuk tabung bercuping 5, bundar telur, panjang sampai 4 mm.


Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ericales
Family : Sapotaceae
Genus : Chysophyllum
Species : Chrysophyllum cainito L.
Sinonim : Achras caimito

Manfaat :
Kenitu umumnya dikonsumsi sebagai buah segar, meski juga dapat digunakan sebagai bahan baku es krim atau serbat (sherbet). Pohon Kenitu menghasilkan buah setelah berumur 5-6 tahun, dan biasanya musim puncak buah itu di Jawa pada musim kemarau. Di samping itu, banyak bagian pohon yang berkhasiat obat; misalnya kulit kayunya, getah, buah dan biji. Rebusan daunnya dipakai untuk menyembuhkan diabetes dan rematik. Dari pepagannya (kulit kayu) dihasilkan obat kuat dan obat batuk. Pohonnya kerap digunakan sebagai tanaman hias dan peneduh di taman-taman dan tepi jalan. Kayunya cukup baik sebagai bahan bangunan. Dan cabang-cabangnya yang tua dimanfaatkan untuk menumbuhkan anggrek


Sebaran :
Chrysophyllum cainito berasal dari dataran rendah Amerika Tengah dan Hindia Barat. Karena manfaatnya, kini Chrysophyllum cainito telah menyebar ke seluruh daerah tropis. Di Asia Tenggara, Chrysophyllum cainito banyak ditanam di Filipina, Thailand dan Indocina bagian selatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar